Lima pemain bola muda Indonesia kesurupan ditengah lapangan saat bertanding - Khazahk.com
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Lima pemain bola muda Indonesia kesurupan ditengah lapangan saat bertanding

Kesal dan campur merinding, PS Palembang Pilih Mundur Demi Keamanan Pemain. Hal ini dialami dan dilakukan oleh Pelatih PS Palembang Adnan Karim setelah mendapati pemainnya karasukan alias kesurupan di lapangan.


Perisitiwa dialaminya sendiri. Dia mengaku, PS Palembang akhirnya memutuskan mundur dari ajang Piala Suratin, setelah terjadi insiden 5 pemainnya kerasukan, di partai puncak penentuan untuk merebut tiket putaran final Nasional Suratin Cup, di Martapura OKU Timur, Senin (28/7).

Segentar Alam U-17 memutuskan mundur di menit ke-65, usai tertinggal lewat penalti 2-1 tuan rumah OKUT yang diberikan wasit. Sebelumnya, PS Palembang dan tim tuan rumah bermain imbang 1-1, Reza mencetak gol lewat tendangan jarak jauh, dan bermain lebih baik. Kedudukan bertahan 1-1 hingga jeda.


Di babab kedua hal enah mulai dialami para pemain. Jika di babak pertama wasit terlihat adil memimpin pertandingan, maka di babak kedua wasit mulai bertingkah aneh.

"Namun, di babak kedua, mulai aneh. Wasit juga mulai aneh, tidak seperti babak pertama. Wasit tiba-tiba memberikan penalti bagi tuan rumah OKUT yang diprotes pemain PS Palembang, karena pemain mereka jatuh sendiri," ujar Pelatih PS Palembang Adnan Karim SPd.

"Kami protes karena gerakan itu fifty-fifty, namun pemain masih bertanding, puncaknya saat terjadi pelanggaran yang dilakukan tuan rumah di kotak penalti, tapi wasit diam saja," katanya.

Diakui Adnan, pemainnya protes tapi tetap fokus bertanding. Namun lagi-lagi terjadi insiden aneh, saat itu, ketika tengah menggocek bola tiba-tiba Wingky berhenti dan kesurupan alias kerasukan serta kejang-kejang. Tidak hanya itu saja, insiden serupa dialami 4 pemain lainnya seperti Andi, Jodi, Panji, dan Ari Purnomo tiba-tiba kerasukan.

Praktis beberapa pemain tidak bisa bertanding.

"Hingga kemudian beberapa orang pintar menyadarkan pemain kami. Melihat ini kami dan tim ofisial memutuskan mundur, karena ini sudah diluar kemampuan kami. Saya lebih baik melindungi para pemain dari pada tertimpa bahaya, masa depan mereka masih panjang," kata Karim sapannya.

"Untuk hasil ini saya minta maaf, dan kami juga meminta maaf belum bisa memberikan yang terbaik untuk Palembang," ujarnya ( tribunnews )