Sudah di ingetin gak mau denger kata teman, tetap ngeyel pergi ke orang yang ngakunya bisa menggandakan uang, Sudarmaji berakhir tewas - Khazahk.com
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Sudah di ingetin gak mau denger kata teman, tetap ngeyel pergi ke orang yang ngakunya bisa menggandakan uang, Sudarmaji berakhir tewas

Dua hari melakukan penyelidikan atas peristiwa pembunuhan Sudarmadji, 63, Satreskrim Polres Pasuruan akhirnya berhasil membekuk pelakunya. Dia adalah Ubaidillah (sebelumnya disebutUB), 30, warga Kelurahan Gelanggang, Kecamatan Beji. Dia dibekuk di Medang, Surabaya, Rabu (30/8) siang. Ubaidillah tega menghabisi nyawa pensiunan PNS Pemkab Pasuruan itu, lantaran sering ditagih uang yang akan digandakan oleh pelaku.


Setelah dibekuk Rabu siang oleh Satreskrim Polres Pasuruan bersama tim Jatanras Polda Jatim, sore harinya Ubaidillah dibawa ke mapolres Pasuruan. Saat itu polisi juga mengamankan seseorang, yang menjadi penadah motor Yamaha Mio J, kendaraan yang digunakan korban Sudarmadji menuju TKP pembunuhan di Desa Kedungboto, Kecamatan Beji.

Saat dikeler, dengan wajah tersenyum, pelaku Ubaidillah santai saja ketika ditanya wartawan. Pemuda yang seharinya menganggur itu bahkan dengan polos menjawab, bahwa motifnya memang penggandaan uang. "Dia (Sudarmadji) sudah membayar sekitar Rp 6 juta. Berkali-kali dia menagih ke saya agar penggandaan uang sebesar Rp 200 juta yang saya janjikan, bisa diwujudkan. Kalau tidak, dia mengancam akan melaporkan saya (ke polisi)," kata Ubaidillah polos.

Hingga Minggu (27/8) malam, korban mendatangi Ubaidillah. Saat itu Ubaidillah menjanjikan bisa menarik uang Rp 200 juta seperti yang dijanjikan. Asalkan, malam itu korban harus mengikuti ritual. Nah, ritual itu akan digelar di areal persawahan dekat sarang burung walet yang ada di Desa Kedungboto. Lokasi yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan sadis.

Korban pun menuruti. bahkan ketika diminta membawa uang sebanyak Rp 500 ribu bersama sesajen dalam bentuk susu, permen kopi, air mineral dan lainnya, korban menurut saja. Setibanya di lokasi, korban lalu diminta untuk memulai ritual. "Saya suruh rebahan di tanah. Lalu kakinya saya ikat. Saat itulah saya bunuh," kata Ubaidillah.

Menurut pengakuan Ubaidillah, saat itu dia sudah "sangu" sangkur dan golok. Persis ketika korban sudah menuruti ritual dengan rebahan, saat itulah dia menusuk Sudarmadji di bagian belakang. Berikutnya, dia membacok kepala bagian belakang. Karena korban berteriak, maka Ubaidillah akhirnya tega menggorok leher korban hingga nyaris putus.

Begitu memastikan korban sudah tewas, Ubaidillah kabur dari TKP. Dia pulang ke rumahnya dahulu, sebelum kabur ke Surabaya. Keesokan harinya, Ubaidillah pergi ke Surabaya dengan mengendarai motor Yamaha Mio J, yang digunakan korban untuk menuju TKP pembunuhan. Dan di Surabaya lah pelaku bertemu dengan penadah.

Seperti diberitakan sebelumnya, Senin (28/8), warga Desa Kedungboto dibuat gemar. Di areal persawahan dekat sarang burung walet, ditemukan jenazah lelaki dengan kondisi mengenaskan. jenazah itu diketahui Sudarmadji, pensiunan PNS Pemkab Pasuruan yang pernah bekerja di Disnakersostrans dan Kesekretariatan DPRD Kabupaten Pasuruan. jawapos.com