Lima daerah dengan mahar termahal di Indonesia, daerah kamu masuk gak?
Mahar atau mas kawin menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah prosesi pernikahan. Mahar itupun bisa beragam, mulai dari uang tunai, emas, logam mulia, ataupun benda lainnya. Tak jarang pula, ada mahar yang tidak berwujud barang.
Besaran atau jenis mahar ini sendiri biasanya ditentukan oleh pasangan pengantin yang melangsungkan pernikahan. Namun ada juga mahar ini disesuaikan dengan adat atau tradisi masing-masing daerah.
Bahkan, di beberapa tradisi daerah atau suku, ada yang mewajibkan pasangan pengantin untuk memenuhi nilai mahar yang selagit. Hal itu semata-mata adalah tradisi adat budaya tiap daerah, yang tentu saja mempunyai cara pandang, makna dan tujuan tertentu. Salah satunya adalah untuk memposisikan seorang wanita sebagai mahluk yang harus dihargai.
Dilansir dari beberapa sumber, inilah beberapa tradisi daerah yang menerapkan biaya nikah serta mahar yang terbilang tinggi.
1. Nanggroe Aceh Darussalam
Dalam adat pernikahan Aceh, mahar kepada seorang calon pengantin wanita dihitung dalam hitungan mayam emas. Mayam adalah satuan emas yang digunakan dalam keseharian masyarakat Aceh. Satu mayam emas ukurannya sekitar 3,33 gram.
Misalnya, jika harga emas di pasaran sebesar Rp510.500, maka satu mayam emas di Aceh adalah Rp1,7 juta
Kisaran mahar gadis Aceh secara umum mulai dari 3 mayam hingga 30 mayam. Bahkan bisa saja di atas angka tersebut. Tergantung latar belakang keluarga yang ikut memengaruhi kisaran mahar yang harus disiapkan.
Tapi bukan itu saja.
Angka ini belum termasuk dengan ‘uang hangus’ yang bernilai Rp6 juta, bahkan bisa lebih. Belum lagi biaya isi kamar, pertunangan, seserahan, dan biaya resepsi yang juga nggak kalah besar jumlahnya.
2. Batak, Sumatera Utara
Bila ingin menikahi seorang gadis suku Batak, harus perhatikan dulu beberapa ketentuan seputar biaya dan mahar yang harus dipenuhi. Dalam tradisi Batak, pria punya kewajiban membayar sinamot dengan kisaran harga yang bervariasi, tergantung latar belakang pendidikan calon mempelai wanita dan partisipasi pihak mempelai pria dalam pelaksanaan pesta
Untuk menikahi gadis Batak lengkap dengan pesta adatnya, mempelai pria diwajibkan menyiapkan uang ratusan juta rupiah. Maharnya berupa sinamot atau tuhor ni boru batak yang artinya pembelian perempuan Batak. Nilai sinamot ini bervariasi. Jumlahnya akan semakin besar jika mempelai wanita punya latar pendidikan yang tinggi dan pihak mempelai pria tidak berpartisipasi sebagai pelaksana pesta.
Sebelumnya, perwakilan dari pihak mempelai pria mendatangi rumah orangtua mempelai wanita untuk melakukan negosiasi harga sinamot sebelum mencapai nilai harga kesepakatan yang disetujui.
3. Bugis, Sulawesi Selatan
Dalam adat suku Bugis, mahar alias mas kawin lazim dikeal dengan sebutan uang Panai.
Besaran uang panai ini sesuai dengan tingkatan derajat sang calon mempelai wanita hingga tingkat pendidikannya. Semakin tinggi pendidikannya, maka semakin mahal pula nilainya.
Uang Panai ini yaitu sejumlah uang yang diberikan oleh calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita yang akan digunakan untuk keperluan mengadakan pesta pernikahan dan belanja pernikahan lainnya.
Uang panai ini nggak terhitung sebagai mahar penikahan melainkan sebagai uang adat, namun terbilang wajib dengan jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak. Misalnya untuk seorang gadis yang memiliki gelar sarjana, kisaran uang panainya bisa mencapai Rp75 juta.
Bila gadis yang akan dinikahi bergelar lebih tinggi lagi, maka uang panai bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah.
Biaya tersebut belum termasuk perhiasan emas dan tanah yang harus diberikan pada keluarga mempelai perempuan.
4. Nias, Sumatera Utara
Beda lagi dengan mahar yang diterapkan oleh adat Nias, pihak mempelai pria diharuskan memberi 25 ekor babi yang satu ekornya bisa mencapa Rp1 juta.
Mahar pernikahan di Nias dikenal dengan sebutan Bowo yang artinya hadiah atau pemberian cuma-cuma. Tapi kenyataannya, pemberiannya tidak terhitung cuma-cuma juga.
Jadi, paling tidak harus menyiapkan dana sebesar Rp25 juta untuk mempersunting gadis Nias.
Nah, kalau ternyata mempelai pria tidak sanggup, maka ia bisa mengabdi kepada mertuanya sampai nilai maharnya dianggap lunas.
5. Banjar, Kalimantan
Gadis Banjar punya nilai mahar sekitar Rp5 juta hingga Rp20 juta. Angka tersebut belum termasuk biaya kebutuhan rumah tangga yang harus dipenuhi sebelum pernikahan berlangsung.
Jika Anda punya calon gadis Banjar, Anda harus tahu bahwa dalam lingkungan masyarakat Kalimantan Selatan dan Tengah, telah mengakar secara turun temurun budaya jujuran.
Jujuran adalah sejumlah uang dalam besaran tertentu (dengan nilai yang telah disepakati) yang wajib diserahkan oleh pihak calon mempelai pria pada pihak calon mempelai wanita yang dipergunakan untuk mengadakan syukuran acara pernikahan.
Itu belum termasuk biaya-biaya kebutuhan rumah tangga seperti ranjang, lemari atau alat kosmetik hingga membiayai pesta pernikahan. (*/tribunjogja/tribunnews.com)
Besaran atau jenis mahar ini sendiri biasanya ditentukan oleh pasangan pengantin yang melangsungkan pernikahan. Namun ada juga mahar ini disesuaikan dengan adat atau tradisi masing-masing daerah.
Bahkan, di beberapa tradisi daerah atau suku, ada yang mewajibkan pasangan pengantin untuk memenuhi nilai mahar yang selagit. Hal itu semata-mata adalah tradisi adat budaya tiap daerah, yang tentu saja mempunyai cara pandang, makna dan tujuan tertentu. Salah satunya adalah untuk memposisikan seorang wanita sebagai mahluk yang harus dihargai.
Dilansir dari beberapa sumber, inilah beberapa tradisi daerah yang menerapkan biaya nikah serta mahar yang terbilang tinggi.
1. Nanggroe Aceh Darussalam
Dalam adat pernikahan Aceh, mahar kepada seorang calon pengantin wanita dihitung dalam hitungan mayam emas. Mayam adalah satuan emas yang digunakan dalam keseharian masyarakat Aceh. Satu mayam emas ukurannya sekitar 3,33 gram.
Misalnya, jika harga emas di pasaran sebesar Rp510.500, maka satu mayam emas di Aceh adalah Rp1,7 juta
Kisaran mahar gadis Aceh secara umum mulai dari 3 mayam hingga 30 mayam. Bahkan bisa saja di atas angka tersebut. Tergantung latar belakang keluarga yang ikut memengaruhi kisaran mahar yang harus disiapkan.
Tapi bukan itu saja.
Angka ini belum termasuk dengan ‘uang hangus’ yang bernilai Rp6 juta, bahkan bisa lebih. Belum lagi biaya isi kamar, pertunangan, seserahan, dan biaya resepsi yang juga nggak kalah besar jumlahnya.
2. Batak, Sumatera Utara
Bila ingin menikahi seorang gadis suku Batak, harus perhatikan dulu beberapa ketentuan seputar biaya dan mahar yang harus dipenuhi. Dalam tradisi Batak, pria punya kewajiban membayar sinamot dengan kisaran harga yang bervariasi, tergantung latar belakang pendidikan calon mempelai wanita dan partisipasi pihak mempelai pria dalam pelaksanaan pesta
Untuk menikahi gadis Batak lengkap dengan pesta adatnya, mempelai pria diwajibkan menyiapkan uang ratusan juta rupiah. Maharnya berupa sinamot atau tuhor ni boru batak yang artinya pembelian perempuan Batak. Nilai sinamot ini bervariasi. Jumlahnya akan semakin besar jika mempelai wanita punya latar pendidikan yang tinggi dan pihak mempelai pria tidak berpartisipasi sebagai pelaksana pesta.
Sebelumnya, perwakilan dari pihak mempelai pria mendatangi rumah orangtua mempelai wanita untuk melakukan negosiasi harga sinamot sebelum mencapai nilai harga kesepakatan yang disetujui.
3. Bugis, Sulawesi Selatan
Dalam adat suku Bugis, mahar alias mas kawin lazim dikeal dengan sebutan uang Panai.
Besaran uang panai ini sesuai dengan tingkatan derajat sang calon mempelai wanita hingga tingkat pendidikannya. Semakin tinggi pendidikannya, maka semakin mahal pula nilainya.
Uang Panai ini yaitu sejumlah uang yang diberikan oleh calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita yang akan digunakan untuk keperluan mengadakan pesta pernikahan dan belanja pernikahan lainnya.
Uang panai ini nggak terhitung sebagai mahar penikahan melainkan sebagai uang adat, namun terbilang wajib dengan jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak. Misalnya untuk seorang gadis yang memiliki gelar sarjana, kisaran uang panainya bisa mencapai Rp75 juta.
Bila gadis yang akan dinikahi bergelar lebih tinggi lagi, maka uang panai bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah.
Biaya tersebut belum termasuk perhiasan emas dan tanah yang harus diberikan pada keluarga mempelai perempuan.
4. Nias, Sumatera Utara
Beda lagi dengan mahar yang diterapkan oleh adat Nias, pihak mempelai pria diharuskan memberi 25 ekor babi yang satu ekornya bisa mencapa Rp1 juta.
Mahar pernikahan di Nias dikenal dengan sebutan Bowo yang artinya hadiah atau pemberian cuma-cuma. Tapi kenyataannya, pemberiannya tidak terhitung cuma-cuma juga.
Jadi, paling tidak harus menyiapkan dana sebesar Rp25 juta untuk mempersunting gadis Nias.
Nah, kalau ternyata mempelai pria tidak sanggup, maka ia bisa mengabdi kepada mertuanya sampai nilai maharnya dianggap lunas.
5. Banjar, Kalimantan
Gadis Banjar punya nilai mahar sekitar Rp5 juta hingga Rp20 juta. Angka tersebut belum termasuk biaya kebutuhan rumah tangga yang harus dipenuhi sebelum pernikahan berlangsung.
Jika Anda punya calon gadis Banjar, Anda harus tahu bahwa dalam lingkungan masyarakat Kalimantan Selatan dan Tengah, telah mengakar secara turun temurun budaya jujuran.
Jujuran adalah sejumlah uang dalam besaran tertentu (dengan nilai yang telah disepakati) yang wajib diserahkan oleh pihak calon mempelai pria pada pihak calon mempelai wanita yang dipergunakan untuk mengadakan syukuran acara pernikahan.
Itu belum termasuk biaya-biaya kebutuhan rumah tangga seperti ranjang, lemari atau alat kosmetik hingga membiayai pesta pernikahan. (*/tribunjogja/tribunnews.com)