Bongkar pintu rahasia di Candi Borobudur, netizen malah geram dengan caranya
Tak diketahui apa maksud orang-orang berikut ini yang terlihat menggesekkan kartu ke sela-sela dinding Candi Borobudur. Aksi itu direkam dalam video lalu tersebar ke media sosial, satu di antaranya disebar oleh akun Dennis Adishwara @OmDennis, Senin (10/7/2017).
Dalam postingannya Dennis menampilkan sebuah cuplikan video orang-orang sedang menggesekkan kartu di area dinding Candi Borobudur. Hal itu dilakukannya terkait dengan buku Fahmi Basya berjudul 'Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman.'
Keluarnya buku itu pernah menjadi perdebatan di kalangan akedemis dan arkeolog beberapa bulan lalu. Minggu lalu, dalam seminar Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) 2017 pada Jumat (24/11), klaim Fahmi Basya sempat didiskusikan.
Dilansir dari buddhazien.com, Jumat (24/11/2017) Niken Wirasanti, seorang dosen arkeologi Universitas Gadjah Mada (UGM) sempat bercerita bagaimana kegaduhan diskusi saat menghadirkan Fahmi Basya di UGM.
“Beberapa waktu yang lalu, fakultas arkeologi UGM mengundang Fahmi Basya dalam seminar Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman. Saya biarkan saja mereka mau memanggil Si Fahmi. Saya mengatakan kepada mahasiswa bacalah sampai khatam (utuh). Mengapa ada arca? Bolehkah Islam menggambarkan arca? Kemudian mereka bingung. Jadi, ya saya biarkan saja mereka mencari jati dirinya,” terangnya.
Nah, kembali ke video yang diposting Dennis tadi. Postingan lawas Dennis ini juga tersebar di laman Chirpstory, Selasa (28/11/2017). Video ini tampaknya dibuat pada Minggu (17/1/2016) seperti tertulis di tayangan, JNS Angkatan 52 17-1-2016.
Dalam video tersebut terlihat seorang pria tengah menggesekkan sebuah kartu ke sela-sela batu yang menempel di Candi Borrobudur. Cara ini seperti ingin membuktikan ada ruang rahasia yang bisa muncul dari balik dinding candi.
Kartu digesekkan dari atas ke bawah, setelah itu jempol tangan menekan batu itu, lalu menariknya seperti ingin membukanya dari bawah. Cara ini dilakukan secara bergantian oleh beberapa pengunjung di Candi Bororbudur.
Setelah itu dilakukan, muncul video animasi mempelihatkan batu yang ditarik tadi berhasil terbuka.
Nah hasilnya dapat disaksikan lewat ilustrasi yang disajikan dalam video animasi. Hasilnya, tampak sebuah benda putih tersimpan di dalam batu itu. Tidak diketahui persis nama dan fungsi benda di dalam batu tersebut.
Maksud orang-orang ini menggesekkan kartu ke batuan candi tentu mengundang pertanyaan dari netizen.
@thiyut: Astagaaah.. tiap denger suara swipe-nya rasanya mo gantian swipe tuh kartu di semua sela sela jari merekaaa.. (emoji) Mereka ini pada kenapa siiih?? Dilaporin polisi ajaaaaa.
Akun @panda_kpop justru mengritik editing video tersebut.
@panda_kpop brharp editan sekelas holiwut tp bayar editorny pk gorengan..
Bahkan akun @difarah terlihat geram karena tindakan mereka dianggap dapat merusak candi Borobudur.
@difarah Perusakan cagar budaya. Dinding relief Borobudur harusnya kan ga di swipe2 pake kartu :(
Akun @bschkpv mencoba menebak isi batu tersebut.
@bschkpv isinya kacang sukro? (emoji) ( tribunnews.com )
Dalam postingannya Dennis menampilkan sebuah cuplikan video orang-orang sedang menggesekkan kartu di area dinding Candi Borobudur. Hal itu dilakukannya terkait dengan buku Fahmi Basya berjudul 'Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman.'
Keluarnya buku itu pernah menjadi perdebatan di kalangan akedemis dan arkeolog beberapa bulan lalu. Minggu lalu, dalam seminar Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) 2017 pada Jumat (24/11), klaim Fahmi Basya sempat didiskusikan.
Dilansir dari buddhazien.com, Jumat (24/11/2017) Niken Wirasanti, seorang dosen arkeologi Universitas Gadjah Mada (UGM) sempat bercerita bagaimana kegaduhan diskusi saat menghadirkan Fahmi Basya di UGM.
“Beberapa waktu yang lalu, fakultas arkeologi UGM mengundang Fahmi Basya dalam seminar Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman. Saya biarkan saja mereka mau memanggil Si Fahmi. Saya mengatakan kepada mahasiswa bacalah sampai khatam (utuh). Mengapa ada arca? Bolehkah Islam menggambarkan arca? Kemudian mereka bingung. Jadi, ya saya biarkan saja mereka mencari jati dirinya,” terangnya.
Nah, kembali ke video yang diposting Dennis tadi. Postingan lawas Dennis ini juga tersebar di laman Chirpstory, Selasa (28/11/2017). Video ini tampaknya dibuat pada Minggu (17/1/2016) seperti tertulis di tayangan, JNS Angkatan 52 17-1-2016.
Dalam video tersebut terlihat seorang pria tengah menggesekkan sebuah kartu ke sela-sela batu yang menempel di Candi Borrobudur. Cara ini seperti ingin membuktikan ada ruang rahasia yang bisa muncul dari balik dinding candi.
Kartu digesekkan dari atas ke bawah, setelah itu jempol tangan menekan batu itu, lalu menariknya seperti ingin membukanya dari bawah. Cara ini dilakukan secara bergantian oleh beberapa pengunjung di Candi Bororbudur.
Setelah itu dilakukan, muncul video animasi mempelihatkan batu yang ditarik tadi berhasil terbuka.
Nah hasilnya dapat disaksikan lewat ilustrasi yang disajikan dalam video animasi. Hasilnya, tampak sebuah benda putih tersimpan di dalam batu itu. Tidak diketahui persis nama dan fungsi benda di dalam batu tersebut.
Maksud orang-orang ini menggesekkan kartu ke batuan candi tentu mengundang pertanyaan dari netizen.
@thiyut: Astagaaah.. tiap denger suara swipe-nya rasanya mo gantian swipe tuh kartu di semua sela sela jari merekaaa.. (emoji) Mereka ini pada kenapa siiih?? Dilaporin polisi ajaaaaa.
Akun @panda_kpop justru mengritik editing video tersebut.
@panda_kpop brharp editan sekelas holiwut tp bayar editorny pk gorengan..
Bahkan akun @difarah terlihat geram karena tindakan mereka dianggap dapat merusak candi Borobudur.
@difarah Perusakan cagar budaya. Dinding relief Borobudur harusnya kan ga di swipe2 pake kartu :(
Akun @bschkpv mencoba menebak isi batu tersebut.
@bschkpv isinya kacang sukro? (emoji) ( tribunnews.com )