Mahasiswa Ini Di-DO oleh UI, Tapi Malah Berprestasi Di Malaysia. Kebohongannya Pun Terungkap Satu Per Satu
Seorang Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) yang bernama Fauziah Zen melalui Twitternya mengungkapkan kecurangan yang dilakukan mahasiswa FEB UI yang drop out (DO) dari kampus. Fauziah memberikan inisial "Krimi" untuk pemuda tersebut.
Pada tahun 2013 silam, Krimi di DO oleh pihak Universitas Indonesia ketika dia masih menginjak semester 2, karena melakukan kecurangan akademik. Kemudian, tersiar kabar kalau Krimi mengikuti program pertukaran mahasiswa ke salah satu universitas beken di Malaysia. Dia kemudian melamar menjadi mahasiswa di universtas tersebut dan diterima!
Padahal, dia sudah di DO dari Universitas Indonesia. Usut punya usut, Fauziah menyebut kalau krimi ini memalsukan berbagai dokumen, salah satunya transkrip nilai.
Dilansir dari Kumparan, ternyata Krimi tidak hanya melakukan berbagai modus kecurangan akademik di FEB UI, tapi juga di Malaysia. Informasi ini didapat dari seseorang yang pernah menjadi pengawas saat Krimi kuliah di UI. Pengawas itu merupakan satu tingkat di atas Krimi. Dia pernah melihat kecurangan yang dilakukan Krimi, salah satunya saat pelaksanaan ujian semester.
Menurut dia, Krimi pernah terlihat membawa pulang lembar jawabannya saat ujian semester 1. Dia kemudian memperbaiki jawaban ujian tersebut dan mengumpulkan lembar jawabannya dengan alasan lembar jawaban terjatuh dan ditemukan office boy (OB). Krimi meminta tolong pengawas itu untuk mengumpulkan lembar jawaban tersebut..
"Eh, sori. Mau minta tolong. Tadi gue dikasih kertas ini sama OB, katanya jatuh, ternyata lembar (jawaban) gue. Tolong lu kasih ke sekre (sekretariat) dong. Kalau gue yang ngasih nanti mereka nggak percaya," ungkap pengawas itu menirukan ucapan Krimi saat melakukan kecurangan ujian semester. Kisah pengawas itu diceritakan juga ke temannya yang lain yang kemudian mengunggahnya ke Twitter.
Pada semester dua, Krimi pun melakukan kecurangan dengan trik serupa. Hal ini pun ketahuan dan akhirnya dia di DO dari UI. Tapi, seolah tak kapok, kecurangan Krimi diduga berlanjut saat dia menempuh pendidikan di Malaysia. Di Universiti of Malaya, Krimi tercatat sebagai mahasiswa International Relations and Strategic Studies tahun 2014.
Seorang netizen dengan akun Twitter @ObiWan_Catnobi juga mengaku bahwa Krimi pernah mengunggah foto yang menunjukkan di Wisuda di UI. Dia juga membawa orangtuanya turut serta. Tapi, ternyata foto ini adalah editan.
"Knp gw bilang diedit? Karena di backgroundnya ada muka temen gw yg lulus bareng gw. Dan bukan di 2017!" terang Obi.
Saat di Malaysia, seorang rekan Krimi yang tidak ingin disebut identitasnya, menyebut bahwa Krimi sedang menyelesaikan double degree di UI. Krimi mengaku sudah mengambil gap year di UI untuk kemudian mendaftar gelar baru di Universiti of Malaya. Namun faktanya, Krimi sudah tak lagi berstatus mahasiswa UI sejak tahun 2013.
Saat ini Krimi dikabarkan tengah menjalani sidang tugas akhir atau skripsi. Tapi, rekan-rekan Krimi meragukan skripsi yang telah dibuatnya. Terungkap bahwa dalam skripsi yang dibuat Krimi ada cara tidak benar yang ia lakukan. "Dia menggunakan nama dosen (Universiti of Malaya) untuk bertemu narasumbernya," ungkap rekan Krimi di Universiti of Malaya itu dalam bahasa Melayu saat berbincang dengan kumparan. Menurutnya, hal itu dilakukan Krimi untuk mempermudah jalan bertemu dengan narasumber risetnya.
*Pemakaian toga ini kabarnya meminjam dari teman.
Pencatutan nama ini pun pun akhirnya ketahuan oleh dosen. Sekarang, Krimi tengah menjadi pembahasan di badan Senat Universiti of Malaya. Senat yang dimaksud adalah dekan, para dosen, dan para jajarannya. Nasib Krimi akan ditentukan setelah investigasi dari pihak senat selesai dilakukan.
Kalau kamu tertarik, ada juga pengungkapan berbagai kebohongan Krimi lainnya yang diceritakan oleh seorang netizen.
Duh, gini amat yak nyari prestasi. Sama kayak kasus Dwi Hartanto kemarin yang ngaku-ngaku sebagai ahli dirgantara dan mendapatkan banyak penghargaan, serta ingin membuat roket. Padahal semua bohong besar. Kamu juga jangan sampe ngelakuin hal ini hanya demi prestasi semu ya. Karena ketika semuanya terbongkar, nama baikmu akan jatuh ke titik nadir. ( keepo.me )
Pada tahun 2013 silam, Krimi di DO oleh pihak Universitas Indonesia ketika dia masih menginjak semester 2, karena melakukan kecurangan akademik. Kemudian, tersiar kabar kalau Krimi mengikuti program pertukaran mahasiswa ke salah satu universitas beken di Malaysia. Dia kemudian melamar menjadi mahasiswa di universtas tersebut dan diterima!
Padahal, dia sudah di DO dari Universitas Indonesia. Usut punya usut, Fauziah menyebut kalau krimi ini memalsukan berbagai dokumen, salah satunya transkrip nilai.
1. Sambil menunggu boarding, wa mau cerita ttg seorang yg "istimewa". Sebut saja namanya Krimi.— Fauziah Zen (@fauherklots) November 21, 2017
Mantan mahasiswa kami, angkatan 201x.
Dilansir dari Kumparan, ternyata Krimi tidak hanya melakukan berbagai modus kecurangan akademik di FEB UI, tapi juga di Malaysia. Informasi ini didapat dari seseorang yang pernah menjadi pengawas saat Krimi kuliah di UI. Pengawas itu merupakan satu tingkat di atas Krimi. Dia pernah melihat kecurangan yang dilakukan Krimi, salah satunya saat pelaksanaan ujian semester.
Menurut dia, Krimi pernah terlihat membawa pulang lembar jawabannya saat ujian semester 1. Dia kemudian memperbaiki jawaban ujian tersebut dan mengumpulkan lembar jawabannya dengan alasan lembar jawaban terjatuh dan ditemukan office boy (OB). Krimi meminta tolong pengawas itu untuk mengumpulkan lembar jawaban tersebut..
"Eh, sori. Mau minta tolong. Tadi gue dikasih kertas ini sama OB, katanya jatuh, ternyata lembar (jawaban) gue. Tolong lu kasih ke sekre (sekretariat) dong. Kalau gue yang ngasih nanti mereka nggak percaya," ungkap pengawas itu menirukan ucapan Krimi saat melakukan kecurangan ujian semester. Kisah pengawas itu diceritakan juga ke temannya yang lain yang kemudian mengunggahnya ke Twitter.
Pada semester dua, Krimi pun melakukan kecurangan dengan trik serupa. Hal ini pun ketahuan dan akhirnya dia di DO dari UI. Tapi, seolah tak kapok, kecurangan Krimi diduga berlanjut saat dia menempuh pendidikan di Malaysia. Di Universiti of Malaya, Krimi tercatat sebagai mahasiswa International Relations and Strategic Studies tahun 2014.
Seorang netizen dengan akun Twitter @ObiWan_Catnobi juga mengaku bahwa Krimi pernah mengunggah foto yang menunjukkan di Wisuda di UI. Dia juga membawa orangtuanya turut serta. Tapi, ternyata foto ini adalah editan.
"Knp gw bilang diedit? Karena di backgroundnya ada muka temen gw yg lulus bareng gw. Dan bukan di 2017!" terang Obi.
Saat di Malaysia, seorang rekan Krimi yang tidak ingin disebut identitasnya, menyebut bahwa Krimi sedang menyelesaikan double degree di UI. Krimi mengaku sudah mengambil gap year di UI untuk kemudian mendaftar gelar baru di Universiti of Malaya. Namun faktanya, Krimi sudah tak lagi berstatus mahasiswa UI sejak tahun 2013.
Saat ini Krimi dikabarkan tengah menjalani sidang tugas akhir atau skripsi. Tapi, rekan-rekan Krimi meragukan skripsi yang telah dibuatnya. Terungkap bahwa dalam skripsi yang dibuat Krimi ada cara tidak benar yang ia lakukan. "Dia menggunakan nama dosen (Universiti of Malaya) untuk bertemu narasumbernya," ungkap rekan Krimi di Universiti of Malaya itu dalam bahasa Melayu saat berbincang dengan kumparan. Menurutnya, hal itu dilakukan Krimi untuk mempermudah jalan bertemu dengan narasumber risetnya.
*Pemakaian toga ini kabarnya meminjam dari teman.
Pencatutan nama ini pun pun akhirnya ketahuan oleh dosen. Sekarang, Krimi tengah menjadi pembahasan di badan Senat Universiti of Malaya. Senat yang dimaksud adalah dekan, para dosen, dan para jajarannya. Nasib Krimi akan ditentukan setelah investigasi dari pihak senat selesai dilakukan.
Kalau kamu tertarik, ada juga pengungkapan berbagai kebohongan Krimi lainnya yang diceritakan oleh seorang netizen.
Hehehehe junior gw, nih, yg berkasus. Sedepartemen. Anw, karena pindah ke negeri jiran dan dapet award bejibun, dia banyak penggemar. Bbrp kali tulisan dia ttg kesuksesan dan kerja keras melintas di linimasa LINE https://t.co/ugRqWNGZVK— Obi-Wan Catnobi (@ObiWan_Catnobi) November 22, 2017
Duh, gini amat yak nyari prestasi. Sama kayak kasus Dwi Hartanto kemarin yang ngaku-ngaku sebagai ahli dirgantara dan mendapatkan banyak penghargaan, serta ingin membuat roket. Padahal semua bohong besar. Kamu juga jangan sampe ngelakuin hal ini hanya demi prestasi semu ya. Karena ketika semuanya terbongkar, nama baikmu akan jatuh ke titik nadir. ( keepo.me )