Greget bener, Istrinya suka selingkuh, suami kirimin paket bom, duaarrr meledak
Teka-teki pelaku pengirim paket berisi bom rakitan di PT Bahana Lines, Jalan Laksda M. Nasir 29 blok B II, Perak, Surabaya, akhirnya terjawab. Polisi bergerak cepat dengan menangkap pelaku pada Jumat (15/12) dini hari.
Hasil pemeriksaan diketahui, bom rakitan yang meledak itu tidak ada kaitannya dengan tindak terorisme. Bom itu dikirim oleh Edy Wijarno (42) kepada selingkuhan istrinya, Anton Warjono, karyawan PT Bahana Lines.
“Motifnya adalah pelaku sakit hati karena istrinya selingkuh dengan pelapor,” tegas Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Ronny Suseno di Mapolres Tanjung Perak.
PEdy merupakan warga Dukuh Bulak Banteng II B, Surabaya. Dia ditangkap di terminal Arjosari, Malang. “Jadi dia mau lari ke Blitar. Tapi ketiduran di terminal,” tambah Ronny.
Ronny mengungkapkan, pihaknya langsung menerjunkan tim khusus untuk mencari pelaku setelah menerima laporan. Tim tersebut dipimpin langsung oleh Kasatreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Ardian Satrio Utomo.
Langkah pertama yang dilakukan adalah mendalami keterangan pelapor Anton. Polisi mencari orang-orang yang mungkin tidak suka. Namun, awalnya Anton tidak mau terbuka.
“Ya karena aib, dia (Anton) tidak mau jujur. Tapi akhirnya setelah kami desak, dia mau bicara,” terang Ardian kepada JawaPos.com.
Kepada polisi, Anton mengakui bahwa dia pernah berselingkuh dengan dua perempuan. Salah satunya adalah istri Edy, yang dipacarinya tiga tahun lalu. Dari sanalah, polisi melacak keberadaan Edy.
Korps berseragam cokelat menduga bahwa pelaku punya dendam. Motif itu lalu disandingkan dengan modus pengiriman paket.
“Pelakunya memanfaatkan ojek online untuk mengirim paket bom rakitan. Jadi kami lacak ke dua perusahaan ojek online, siapa driver yang mengantar paket ke TKP pada jam menjelang meledaknya bom,” imbuh mantan Kanit Jatanras Polrestabes Surabaya tersebut.
Dari sanalah, polisi mendapat nomor telepon si pengirim paket. Setelah ditelusuri, polisi mengetahui keberadaan Edy yang lari ke arah Malang. Edy mengaku bahwa dirinya belajar membuat bom rakitan itu selama setahun.
“Awalnya saya cari di internet tentang cara merakit bom ikan,” beber ayah dengan dua orang anak itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah paket berisi bom rakitan yang dikemas dalam kardus handphone meledak pada Senin (11/12). Bom tersebut ditujukan kepada Anton, karyawan PT Bahana Lines.
Anton sendiri baru melaporkan kejadian itu ke polisi dua hari setelahnya atau pada Rabu (13/12).
Meledaknya paket bom rakitan sempat terekam CCTV. Beruntung, AWnton sempat menghindar saat bom meledak sehingga tidak sampai mengalami cedera. ( pojoksatu.id )
Hasil pemeriksaan diketahui, bom rakitan yang meledak itu tidak ada kaitannya dengan tindak terorisme. Bom itu dikirim oleh Edy Wijarno (42) kepada selingkuhan istrinya, Anton Warjono, karyawan PT Bahana Lines.
“Motifnya adalah pelaku sakit hati karena istrinya selingkuh dengan pelapor,” tegas Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Ronny Suseno di Mapolres Tanjung Perak.
PEdy merupakan warga Dukuh Bulak Banteng II B, Surabaya. Dia ditangkap di terminal Arjosari, Malang. “Jadi dia mau lari ke Blitar. Tapi ketiduran di terminal,” tambah Ronny.
Ronny mengungkapkan, pihaknya langsung menerjunkan tim khusus untuk mencari pelaku setelah menerima laporan. Tim tersebut dipimpin langsung oleh Kasatreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Ardian Satrio Utomo.
Langkah pertama yang dilakukan adalah mendalami keterangan pelapor Anton. Polisi mencari orang-orang yang mungkin tidak suka. Namun, awalnya Anton tidak mau terbuka.
“Ya karena aib, dia (Anton) tidak mau jujur. Tapi akhirnya setelah kami desak, dia mau bicara,” terang Ardian kepada JawaPos.com.
Kepada polisi, Anton mengakui bahwa dia pernah berselingkuh dengan dua perempuan. Salah satunya adalah istri Edy, yang dipacarinya tiga tahun lalu. Dari sanalah, polisi melacak keberadaan Edy.
Korps berseragam cokelat menduga bahwa pelaku punya dendam. Motif itu lalu disandingkan dengan modus pengiriman paket.
“Pelakunya memanfaatkan ojek online untuk mengirim paket bom rakitan. Jadi kami lacak ke dua perusahaan ojek online, siapa driver yang mengantar paket ke TKP pada jam menjelang meledaknya bom,” imbuh mantan Kanit Jatanras Polrestabes Surabaya tersebut.
Dari sanalah, polisi mendapat nomor telepon si pengirim paket. Setelah ditelusuri, polisi mengetahui keberadaan Edy yang lari ke arah Malang. Edy mengaku bahwa dirinya belajar membuat bom rakitan itu selama setahun.
“Awalnya saya cari di internet tentang cara merakit bom ikan,” beber ayah dengan dua orang anak itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah paket berisi bom rakitan yang dikemas dalam kardus handphone meledak pada Senin (11/12). Bom tersebut ditujukan kepada Anton, karyawan PT Bahana Lines.
Anton sendiri baru melaporkan kejadian itu ke polisi dua hari setelahnya atau pada Rabu (13/12).
Meledaknya paket bom rakitan sempat terekam CCTV. Beruntung, AWnton sempat menghindar saat bom meledak sehingga tidak sampai mengalami cedera. ( pojoksatu.id )