Inilah yang akan terjadi pada Indonesia jika Korsel - Korut berperang - Khazahk.com
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Inilah yang akan terjadi pada Indonesia jika Korsel - Korut berperang

Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan, Laksamana Muda TNI, Amarulla Octavian menilai, pada puncak krisis Semenanjung Korea akan terasa dampak langsung terhadap Indonesia. Salah satu faktor yang paling dikhawatirkan adalah adanya ancaman senjata pemusnah massal atau senjata nuklir tersebut.


Hal itu diungkapkan Amarulla Octavian usai menjadi pembicara dalam seminar soal krisis Semenanjung Korea yang berlangsung di kampus Universitas Indonesia (UI) pada Selasa, 19 Desember 2017.

Dia menjelaskan, dampak permasalahan tersebut akan bisa sangat jelas terlebih pada era globalisasi seperti saat ini.

“Apa yang terjadi di suatu wilayah pasti akan memengaruhi Indonesia. Seperti isu Palestina contohnya. Apa yang terjadi di sana pasti akan memengaruhi umat Islam yang ada di Indonesia. Nah, demikian juga dengan persoalan yang ada di Korea Utara,” kata Amarulla Octavian.

Amarulla mengatakan, jika Korea Utara selalu menunjukkan sikap yang tidak kooperatif, dalam skenario terburuk yaitu pecah perang akan berdampak kepada Indonesia.

“Tidak mungkin ada suatu konflik atau perang di suatu wilayah apalagi seperti Korut menggunakan senjata nuklir tanpa berdampak pada kita. Contoh jika sekarang diarahkan ke Jepang, tapi bisa juga ke arah selatan. Nah, kalau terjadi misal salah perhitungan dan sebagainya ada kemungkinan senjata itu jatuh ke Indonesia,” katanya.

“Bagaimana sekarang Indonesia mengantisipasi kemungkinan terburuk itu? TNI sebagai salah satu komponen bangsa harus menjaga masyarakat Indonesia. Jadi itu adalah tanggung jawab TNI dalam melakukan pertahanan antirudal nuklir yang bisa diluncurkan oleh Korut,” tuturnya.

Amarullah menyebutkan, untuk mencegah perang terbuka, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan menghidupkan kembali six party talks. Indonesia dapat berperan mendiplomasikan aktivitas militer terbatas yang bersifat defensif dari negara-negara di sekitar Semenanjung Korea.

“Tadi ada usul untuk mengirim utusan khusus atau delegasi khusus yang bisa saja dari militer atau TNI. Hubungan baik antara militer adalah peluang melakukan kerja sama,” ujarnya.

Dia mengatakan, hubungan baik dengan Korut harus dijaga, namun perdamaian dunia juga adalah hal yang tak bisa diabaikan. ( viva.co.id )