Negara kita diancam Donald Trump, Indonesia : Siapa elu?
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan ancaman untuk negara-negara anggota PBB yang ikut menggolkan Resolusi Yerusalem. Ancamannya, ia akan menghentikan bantuan dana kepada negara-negara tersebut, salah satunya Indonesia.
Untuk diketahui, sidang majelis darurat PBB, akhirnya menggelar voting yang dipicu klaim sepihak AS bahwa Yerusalem ibukota Israel. Komposisinya, hanya sembilan negara, termasuk AS yang menolak resolusi tersebut. Sedangkan 128 negara lainnya menyetujui dimana Indonesia menjadi salah satunya dan 35 lainnya abstain.
Lalu, apa pengaruhnya bagi Indonesia atas ancaman Presiden AS yang didukung Partai Republik itu? Apakah Indonesia harus khawatir dan ketakutan? Pengamat hubungan Internasional Unpad Teuku Rezashyah mengatakan, mungkin saja Trump merealisasikan ancaman tersebut.
AS tentu punya daftar negara-negara yang sangat bergantung kepada bantuannya. Namun, Trump harus berpikir panjang sebelum menghukum Indonesia. Pasalnya, Indonesia punya peran penting dalam membendung ekstremisme di kawasan Asia Timur.
Selain itu, dia juga meyakini Indonesia tak akan terlalu terpengaruh jika AS menghentikan bantuan. Pasalnya, negara cowboy itu bukan satu-satunya sumber bantuan yang diterima Indonesia.
“Indonesia telah melakukan diversifikasi, melepas ketergantungan pada satu negara, misalnya dengan mendatangkan pesawat Sukhoi dari Rusia atau kapal selam dari Korea Selatan,”
Untuk diketahui, sidang majelis darurat PBB, akhirnya menggelar voting yang dipicu klaim sepihak AS bahwa Yerusalem ibukota Israel. Komposisinya, hanya sembilan negara, termasuk AS yang menolak resolusi tersebut. Sedangkan 128 negara lainnya menyetujui dimana Indonesia menjadi salah satunya dan 35 lainnya abstain.
Lalu, apa pengaruhnya bagi Indonesia atas ancaman Presiden AS yang didukung Partai Republik itu? Apakah Indonesia harus khawatir dan ketakutan? Pengamat hubungan Internasional Unpad Teuku Rezashyah mengatakan, mungkin saja Trump merealisasikan ancaman tersebut.
AS tentu punya daftar negara-negara yang sangat bergantung kepada bantuannya. Namun, Trump harus berpikir panjang sebelum menghukum Indonesia. Pasalnya, Indonesia punya peran penting dalam membendung ekstremisme di kawasan Asia Timur.
Selain itu, dia juga meyakini Indonesia tak akan terlalu terpengaruh jika AS menghentikan bantuan. Pasalnya, negara cowboy itu bukan satu-satunya sumber bantuan yang diterima Indonesia.
“Indonesia telah melakukan diversifikasi, melepas ketergantungan pada satu negara, misalnya dengan mendatangkan pesawat Sukhoi dari Rusia atau kapal selam dari Korea Selatan,”
“Termasuk juga soal ekonomi. Ini tentu yang harus dikemukakan Indonesia kepada AS, meski dengan cara yang halus,” ujarnya, Jumat (22/12).
Menurut Reza, yang paling takut akan ancaman Trump adalah negara-negara kecil di Amerika Tengah dan Pasifik Selatan. Tak heran, Guatemala, Honduras, Kepulauan Marshall, Micronesia, Palau, Nauru dan Togo jadi penolak resolusi saat voting di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat.
Sementara, pengamat ekonomi dari Indef, Bhima Yudhistira mengatakan, setelah reformasi, porsi utang pinjaman bilateral Indonesia cenderung menurun.
Saat ini, total utang luar negeri AS yang berbentuk pinjaman cuma Rp8,26 triliun.
Angka tersebut hanya 1,14 persen dari total utang luar negeri bilateral dan multilateral sejumlah Rp723,4 triliun.
“Artinya jika bantuan AS tersebut diputus tidak akan terlalu berpengaruh signifikan terhadap ekonomi. Ekonomi kita masih bisa berjalan,” kata Bhima.
Sementara, negara-negara yang cukup tergantung dengan AS itu adalah negara-negara di benua Afrika.
“Terutama negara-negara miskin yang selama ini bergantung pada bantuan AS,” tutupnya.
Untuk diketahui, 128 negara tersebut menjadi negara yang menentang atau mengabaikan pernyataan Trump atas Yerusalem. ( pojoksatu.id )
Menurut Reza, yang paling takut akan ancaman Trump adalah negara-negara kecil di Amerika Tengah dan Pasifik Selatan. Tak heran, Guatemala, Honduras, Kepulauan Marshall, Micronesia, Palau, Nauru dan Togo jadi penolak resolusi saat voting di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat.
Sementara, pengamat ekonomi dari Indef, Bhima Yudhistira mengatakan, setelah reformasi, porsi utang pinjaman bilateral Indonesia cenderung menurun.
Saat ini, total utang luar negeri AS yang berbentuk pinjaman cuma Rp8,26 triliun.
Angka tersebut hanya 1,14 persen dari total utang luar negeri bilateral dan multilateral sejumlah Rp723,4 triliun.
“Artinya jika bantuan AS tersebut diputus tidak akan terlalu berpengaruh signifikan terhadap ekonomi. Ekonomi kita masih bisa berjalan,” kata Bhima.
Sementara, negara-negara yang cukup tergantung dengan AS itu adalah negara-negara di benua Afrika.
“Terutama negara-negara miskin yang selama ini bergantung pada bantuan AS,” tutupnya.
Untuk diketahui, 128 negara tersebut menjadi negara yang menentang atau mengabaikan pernyataan Trump atas Yerusalem. ( pojoksatu.id )