Suami yang Mutilasi Istri Cantik Sempat Bikin Drama ke Sang Mertua - Khazahk.com
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Suami yang Mutilasi Istri Cantik Sempat Bikin Drama ke Sang Mertua

Tersangka Muhammad Kholili (24) yang tega membunuh dan memutilasi istrinya sendiri Siti Saidah alias Sinox alias Nindy (22), sempat membuat "drama" seakan kehilangan. Sebelum jenazah korban ditemukan warga, Kholili menelepon mertuanya di Pati, Jawa Tengah, menanyakan keberadaan Nindy.


Radar Kudus (Jawa Pos Group), sempat mengunjungi rumah orang tua korban di RT 5 RW 1, Dukuh Sridonomulyo, Desa Srikaton, Kecamatan Kayen, Pati, Kamis (14/12). Rumah yang tidak luas itu terbilang sederhana. Alas rumah sebagian sudah dikeramik. Sementara dindingnya sudah ditembok.

Rumah tersebut ditempati orang tua korban, Saryadi (60) dan Nyami (55). Mereka sempat pergi ke Karawang untuk memastikan anaknya yang menjadi korban menantunya. Mereka lalu pulang ke Pati membawa cucunya, Arfi Adam Lalana (13 bulan). Sebelumnya anak semata wayang korban diasuh oleh orang tua pelaku atau mertua korban di Bogor.

Sikap tegar ditunjukkan Saryadi, ayah korban. Meskipun tidak menunjukkan kesedihan, tapi dia mengaku hatinya masih terpukul. Sedangkan ibunya, Nyami tampak tidak kuasa menahan air mata. Beberapa kali dia menyeka air matanya sambil membawa foto wajah anak bungsunya itu. Saryadi beberapa kali menepuk pundak istrinya itu. Anak korban, Arfi rewel karena baru saja tiba di Pati. Selanjutnya, Rafi akan diasuh oleh Saryadi dan Nyami.

Saryadi menceritakan, sejak lulus MTs Nurul Ulum, Jekulo, Kudus, korban kerja ke luar daerah. Hingga akhirnya tiga tahun lalu menikah dengan Muhammad Kholili. Dari pernikahan itu dikaruniai satu anak.

Selama ini, menantunya itu dikenal sebagai pria baik. Dia tidak pernah kasar. Korban juga tidak pernah bercerita tentang permasalahan keluarganya. Terakhir kontak dengan korban tiga bulan lalu. Nindy hanya bertanya tentang kabar keluarganya di Pati.

Saryadi menuturkan, tak menyangka bahwa peristiwa tragis itu dialami anaknya di Karawang. Dia mendapatkan informasi anaknya meninggal dari pemberitaan di televisi Selasa (12/12). Sebelum mendapatkan informasi kematian anaknya, tiga hari sebelumnya atau Sabtu (9/12) sempat dikontak menantunya.

“Menantu bertanya apakah korban pulang ke Pati. Sebab, tidak pulang beberapa hari. Kami panik. Kemudian kakaknya nomor dua berusaha mencari korban dan mengumumkan kehilangan orang dengan ciri-ciri tato di dada,” katanya.

Setelah mendapati informasi anaknya meninggal, Selasa (12/12) sore itu dia dan istrinya pergi ke Karawang untuk mengecek kebenaran informasi. Setelah dicek, ternyata benar bahwa anaknya itu meninggal dalam keadaan mengenaskan.

Dia sangat sedih. Tetapi, Saryadi mengaku ikhlas. Bagaimanapun juga anaknya itu sudah meninggal. Ketika di Karawang, dia mengambil cucunya dari tangan besan. Sudah tiga bulan ini cucunya diasuh besannya di Bogor. Pengambilan itu sempat alot karena besan juga ngotot ingin merawat cucunya.

Saryadi tetap bersikeras akan merawat cucunya karena perbuatan keji yang dilakukan menantunya. Kemudian, Rabu (13/12) sore Saryadi, istri, dan cucunya pulang ke Pati. ( jawapos.com )