Derita desainer minta dijewel nih, uda capek desain spanduk, eeh malah dibayar segini
Keepo.me | Tampaknya, profesi desainer grafis memang masih kurang dihargai di Indonesia. Para orangtua juga banyak yang melarang anak mereka untuk kuliah di DKV, karena merasa tak ada masa depan pasti dalam bidang itu. Sebab, profesi ini masih dianggap dapat dilakukan oleh siapa saja. Karena itu, para anak-anak desain pasti sering banget dimintain untuk membuat desain dengan "harga teman" atau malah meminta gratis. Katanya, "Masa cuma gambar gini doang minta bayaran mahal?"
Ya, elu aja bikin sendiri. Dikira ngedesain itu segampang boker kali ya. Baru-baru ini curhatan seorang desainer viral di media sosial. Awalnya, dia tengah membahas proyek desain spanduk dan brosur dengan klien. Namun, harga yang ditawarkan ternyata murah banget, yaitu hanya Rp 5000 per desain. Desain ini juga gak bakalan langsung disetujui, tapi akan direvisi berkali-kali. Bayangin aja tuh, udah susah-susah bikin desain, harus direvisi berkali-kali, eh cuma dibayar goceng doang. Mending jualan gorengan dah.
Postingan ini pun menuai kegeraman dari netizen. Ada juga yang ikutan curhat karena merasa menemukan teman senasib di industri kreatif. Misalnya, akun Facebook Ro Dangh berkata bahwa dia juga pernah diminta membuat video dengan bayaran hanya Rp 20.000 per video.
Ada juga yang diminta membuat cover dengan harga Rp 5-15 ribu. Tapi, ada juga yang berkomentar bahwa percakapan ini tidak seharusnya diposting karena dianggap tidak etis, membocorkan percakapan dengan klien.
Padahal, di luar negeri para desainer grafis sangat dihargai dan mendapat bayaran mahal. Gak tau deh kapan Indonesia akan mengikuti. Cuma, kalau semua desainer hanya dihargai goceng untuk setiap karyanya, rasanya industri kreatif di Indonesia akan memasuki era kegelapan. Bagaimana menurutmu?
Ya, elu aja bikin sendiri. Dikira ngedesain itu segampang boker kali ya. Baru-baru ini curhatan seorang desainer viral di media sosial. Awalnya, dia tengah membahas proyek desain spanduk dan brosur dengan klien. Namun, harga yang ditawarkan ternyata murah banget, yaitu hanya Rp 5000 per desain. Desain ini juga gak bakalan langsung disetujui, tapi akan direvisi berkali-kali. Bayangin aja tuh, udah susah-susah bikin desain, harus direvisi berkali-kali, eh cuma dibayar goceng doang. Mending jualan gorengan dah.
Postingan ini pun menuai kegeraman dari netizen. Ada juga yang ikutan curhat karena merasa menemukan teman senasib di industri kreatif. Misalnya, akun Facebook Ro Dangh berkata bahwa dia juga pernah diminta membuat video dengan bayaran hanya Rp 20.000 per video.
Ada juga yang diminta membuat cover dengan harga Rp 5-15 ribu. Tapi, ada juga yang berkomentar bahwa percakapan ini tidak seharusnya diposting karena dianggap tidak etis, membocorkan percakapan dengan klien.
Padahal, di luar negeri para desainer grafis sangat dihargai dan mendapat bayaran mahal. Gak tau deh kapan Indonesia akan mengikuti. Cuma, kalau semua desainer hanya dihargai goceng untuk setiap karyanya, rasanya industri kreatif di Indonesia akan memasuki era kegelapan. Bagaimana menurutmu?