Gak lulus SMA tapi mampu ciptakan Hidrogen, pria asal Cirebon jadi rebutan Korea Utara
Tidak ada yang menyangka jika Aryanto Misel, pria paruh baya yang tinggal di Desa Lemah Abang, Kota Cirebon adalah pencipta aneka produk kebutuhan rumah tangga seperti spray pembasi kutu rambut, spray pembersih jerawat, spray talas, alat pemadam api ringan (APAR), hingga peralatan kebutuhan militer, rompi anti peluru berbahan sabut kelapa dan bom hidrogen.
Aryanto Misel kesehariannya tak berbeda dari warga biasanya. Ia hanya mengenyam pendidikan sampai bangku SMA tak sampai lulus. Namun bakat kuat yang ia miliki membuatnya mampu menciptakan aneka peralatan dan peranti bermanfaat dan tepat guna dengan hanya berbekal peralatan sederhana.
Aryanto dilahirkan dari keluarga sederhana. Bahkan kisah masa kecilnya sungguh memilukan. Ia pernah merantau ke Kota Jakarta di usia delapan tahun tanpa mengetahui tujuan pasti dan tidak memiliki sanak saudara di sana.
Aryanto menghidupi diri dan membiayai sekolah dengan menjadi tukang semir sepatu. Namun ia tak pernah lupa untuk membaca buku dan berkreasi di bidang kimia. Sejak saat itu, ia mulai menciptakan berbagai produk bermanfaat bagi masyarakat.
Kemampuannya menciptakan rompi anti peluru berbahan sabut kelapa dan bom hidrogen membuat dirinya pernah 'diajak' pergi ke Korea Utara oleh temannya. Di sana ia diminta memberikan informasi dan mempraktikan salah satu temuan besarnya yaitu bom hidrogen.
Selama empat bulan berada di negeri Kim Jong Un, Aryanto mengaku tidak betah dan memutuskan pulang ke Indonesia. Usai kembali ke Indonesia, Aryanto terus berkreasi dengan berbagai inovasi dan teknologi.
Ia pernah mengalami pengalaman pahit. Ia ditipu oleh rekan bisnisnya hingga rugi ratusan juta. Beberapa penemuannya diklaim pihak lain dengan cara 'mencuri' formula temuannya.
Saat dirinya mulai bangkit kembali mengembangkan inovasinya dan mulai mendapatkan pesanan dengan jumlah cukup besar, Aryanto kembali mendapat musibah. Rumah dan seluruh aset dan peralatan yang ia miliki terendam banjir.
Kemudian depresi melanda ditambah sulit mendapatkan pinjaman modal usaha dari perbankan dan kenalan, untuk memulai usaha lagi. Aryanto justru mendapat dukungan permodalan dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) melalui UlaMM.
"Sebulan setelah dana pinjaman dari UlaMM cair, klien saya dari Jerman datang serta membeli resep dari salah satu inovasi saya dengan harga Rp 1 miliar. Pembeli dari Jepang pun juga datang langsung ke rumah saya untuk membeli resep dengan harga 600 juta secara cash di tempat," ujar Aryanto.
Kini usaha Aryanto makin berkembang berbekal inovasi dan keahliannya di bidang kimia, dia terus berinovasi mengembangkan produk produknya. Ia juga menjual formula-formula temuannya ke perusahaan atau ahli kimia di luar negeri.
"Yang saya rasakan saat ini, saya seperti diberikan kelebihan khusus oleh Tuhan. Dengan mencium ataupun menjilat suatu benda atau cairan saya bisa mengetahui zat kimia apa saja yang terkandung di dalamnya," ujarnya. ( planet.merdeka.com )
Aryanto Misel kesehariannya tak berbeda dari warga biasanya. Ia hanya mengenyam pendidikan sampai bangku SMA tak sampai lulus. Namun bakat kuat yang ia miliki membuatnya mampu menciptakan aneka peralatan dan peranti bermanfaat dan tepat guna dengan hanya berbekal peralatan sederhana.
Aryanto dilahirkan dari keluarga sederhana. Bahkan kisah masa kecilnya sungguh memilukan. Ia pernah merantau ke Kota Jakarta di usia delapan tahun tanpa mengetahui tujuan pasti dan tidak memiliki sanak saudara di sana.
Aryanto menghidupi diri dan membiayai sekolah dengan menjadi tukang semir sepatu. Namun ia tak pernah lupa untuk membaca buku dan berkreasi di bidang kimia. Sejak saat itu, ia mulai menciptakan berbagai produk bermanfaat bagi masyarakat.
Kemampuannya menciptakan rompi anti peluru berbahan sabut kelapa dan bom hidrogen membuat dirinya pernah 'diajak' pergi ke Korea Utara oleh temannya. Di sana ia diminta memberikan informasi dan mempraktikan salah satu temuan besarnya yaitu bom hidrogen.
Selama empat bulan berada di negeri Kim Jong Un, Aryanto mengaku tidak betah dan memutuskan pulang ke Indonesia. Usai kembali ke Indonesia, Aryanto terus berkreasi dengan berbagai inovasi dan teknologi.
Ia pernah mengalami pengalaman pahit. Ia ditipu oleh rekan bisnisnya hingga rugi ratusan juta. Beberapa penemuannya diklaim pihak lain dengan cara 'mencuri' formula temuannya.
Saat dirinya mulai bangkit kembali mengembangkan inovasinya dan mulai mendapatkan pesanan dengan jumlah cukup besar, Aryanto kembali mendapat musibah. Rumah dan seluruh aset dan peralatan yang ia miliki terendam banjir.
Kemudian depresi melanda ditambah sulit mendapatkan pinjaman modal usaha dari perbankan dan kenalan, untuk memulai usaha lagi. Aryanto justru mendapat dukungan permodalan dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) melalui UlaMM.
"Sebulan setelah dana pinjaman dari UlaMM cair, klien saya dari Jerman datang serta membeli resep dari salah satu inovasi saya dengan harga Rp 1 miliar. Pembeli dari Jepang pun juga datang langsung ke rumah saya untuk membeli resep dengan harga 600 juta secara cash di tempat," ujar Aryanto.
Kini usaha Aryanto makin berkembang berbekal inovasi dan keahliannya di bidang kimia, dia terus berinovasi mengembangkan produk produknya. Ia juga menjual formula-formula temuannya ke perusahaan atau ahli kimia di luar negeri.
"Yang saya rasakan saat ini, saya seperti diberikan kelebihan khusus oleh Tuhan. Dengan mencium ataupun menjilat suatu benda atau cairan saya bisa mengetahui zat kimia apa saja yang terkandung di dalamnya," ujarnya. ( planet.merdeka.com )